Muhammad Angga Suhada
Tarigan, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2023,
meninggal dunia akibat kecelakaan pada hari Jumat, 20 September 2024. Kepergiannya
yang mendadak membawa duka mendalam bagi seluruh civitas akademika, terutama
teman-teman dan dosen yang mengenalnya dengan baik. Dikenal sebagai pribadi
yang aktif dalam kegiatan akademik maupun organisasi, Angga memainkan peran
penting, khususnya dalam Biro Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) di
Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) PAI.
Sejak awal perkuliahan, Angga menunjukkan minat besar dalam mendalami ilmu agama Islam dan secara konsisten berkontribusi dalam berbagai kegiatan kampus, baik akademis maupun sosial. Sebagai anggota biro PSDM HMPS PAI, Angga berperan penting dalam kegiatan Basic Organization Training & Gathering pada April lalu, di mana ia menjadi ketua panitia. Dedikasinya dalam berbagai kegiatan organisasi menggambarkan komitmennya yang kuat dalam mengembangkan potensi dirinya serta mahasiswa lainnya.
Sikap ramah, rendah
hati, serta kecintaannya pada ilmu agama membuatnya dikenang oleh banyak orang.
Di luar kelas, Angga dikenal sering menghadiri majelis di masjid atau mushola,
serta aktif dalam kegiatan Habsyi dan Burdah. Tidak hanya sekadar
hadir, Angga kerap kali mengajak teman-temannya untuk ikut serta dalam kegiatan
keagamaan tersebut.
Sebuah kisah
mengharukan datang dari seseorang yang berada di lokasi kecelakaan. Meskipun
tidak mengenal Angga secara pribadi, ia menyampaikan bahwa di dalam tas korban
ditemukan Alquran, buku-buku Islam, serta catatan yang berisi pesan dari ayah
almarhum. Temuan ini menjadi simbol betapa dalamnya keterikatan Angga dengan
agama Islam dan kecintaannya terhadap ilmu agama.
Teman dekat almarhum
yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, menceritakan bagaimana keseharian
Angga di kampus maupun di luar. "Keseharian alm di luar kampus, sungguh masyaAllah
sekali ka. Beliau jujur orangnya dan senang bersedekah. Alm juga sering datang
ke majelis rutinan di masjid atau mushola," ungkapnya. Temannya juga
mengenang perjalanan mereka berdua sejak semester awal. "Kami sering jalan
kaki ke kampus atau ke acara Habsyi dan Burdah. Ketika kami
pindah ke asrama Kotim 3, kami sering melakukan kegiatan sehari-hari bersama,
mulai dari sholat lima waktu, menghadiri majelis, hingga kuliah,"
kenangnya.
Tak hanya itu, Angga
juga dikenal sebagai sosok yang memberikan nasihat berharga kepada
teman-temannya. "Alm selalu melarang untuk pacaran karena menurutnya hanya
membuang-buang waktu. Beliau juga sering mengingatkan untuk tidak berharap
terlalu banyak pada manusia," tambahnya. Beberapa pesan penting yang
ditinggalkan oleh Angga adalah:
- Jangan pacaran
- Kuliah dengan semangat
- Tingkatkan kebersamaan dalam kelas
- Jangan terlalu berharap pada manusia
Seorang teman lainnya, Anwar,
memberikan kesaksiannya tentang Angga. "Saya bersaksi bahwa beliau orang
yang baik. Setiap hari beliau mencari dimana ada majelis atau maulid dan beliau
mau mengisi acaranya," ungkapnya. Anwar juga mengenang pesan Angga yang
selalu mengajak teman-temannya untuk bersyukur dengan apa yang Allah berikan,
serta memotivasi mereka agar terus mengejar cita-cita. "Beliau sering
membawa teman-teman ke majelis. Setiap tahun, saat hari raya, beliau mengajak
kami untuk bersilaturahmi ke rumah-rumah teman," tambahnya.
Kaprodi PAI, Saiful
Lutfi, M.Pd.I., turut menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam atas kepergian
Angga. Beliau menyebut bahwa Angga adalah sosok mahasiswa yang termasuk
‘kebanggaan keluarga yang selalu rutin mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di
kampung halamannya’. Di kelas, Angga dikenal sebagai anak yang rajin dan aktif.
Orang tuanya merasa bangga karena Angga melanjutkan pendidikan di jurusan PAI,
yang sejalan dengan minatnya dalam mendalami ilmu agama.
Kepergian Angga tidak
hanya meninggalkan duka di kalangan teman dan dosen, tetapi juga dirasakan oleh
seluruh civitas akademika. Almarhum akan selalu dikenang sebagai sosok yang
berdedikasi, penuh kebaikan, dan menginspirasi banyak orang. Kenangan baik tentang
Angga diharapkan terus hidup dalam diri mahasiswa PAI, menjadi inspirasi untuk
melanjutkan perjuangan kebaikan yang telah ia tinggalkan.
Kaprodi PAI, Saiful Lutfi, M.Pd.I., dalam pesannya
menyampaikan, "Beritakanlah cerita baik yang bisa menginspirasi, yang
positif, dan yang bisa diambil pelajaran." Kenangan Angga tidak hanya
menjadi pengingat akan sosoknya yang baik, tetapi juga menjadi pelajaran
berharga bagi generasi muda untuk terus meneladani kebaikan dan dedikasinya
dalam kehidupan sehari-hari.
0 Komentar