1. Elvira Adya Putri - Juara 1 Lomba Karya
Tulis Ilmiah Al-Qur'an Golongan KTIA Putri
Elvira mengungkapkan bahwa ketertarikan awalnya pada cabang ini
berawal dari tawaran gurunya, meski sebelumnya ia tidak memiliki pengalaman
dalam lomba karya tulis ilmiah. Keputusannya untuk ikut didorong oleh rasa
ingin tahu dan keinginannya untuk mencoba hal baru yang positif. Meskipun
persiapan dilakukan secara mendadak, Elvira berhasil me-manage waktu
antara agenda di asrama dan pelatihan khusus yang dilakukannya secara online
dan offline.
Pengalaman yang paling berkesan bagi Elvira adalah berhasil meraih
juara pertama pada lomba pertamanya ini, yang di luar ekspektasinya. Elvira
merasa senang dan bersyukur, karena hasil tersebut merupakan pencapaian yang
sangat memuaskan setelah berlatih dengan tekun. Dukungan dari keluarga dan
pembina juga menjadi faktor penting dalam persiapannya.
Selama lomba, Elvira menghadapi tantangan mengatur waktu antara
kegiatan asrama dan persiapan lomba. Namun, ia berhasil mengatasinya dengan
baik. Prestasi ini memiliki makna pribadi yang mendalam bagi Elvira, karena
menunjukkan bahwa mencoba sesuatu yang baru dapat menghasilkan hasil yang
memuaskan, serta memberikan kontribusi positif bagi Program Studi PAI dengan
membuktikan bahwa mahasiswa PAI dapat berprestasi di berbagai bidang.
Elvira berencana untuk mengikuti lomba serupa di masa depan, dengan
harapan dapat meningkatkan hasil dan terus berusaha meskipun tantangannya
mungkin berbeda. Ia juga mendorong teman-teman dan generasi muda lainnya untuk
tidak takut mencoba hal baru dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.
Inspirasi utama Elvira dalam mengikuti lomba ini adalah keinginannya
untuk membanggakan kedua orang tuanya dan memberikan yang terbaik bagi dirinya
sendiri. Prestasi ini merupakan bukti bahwa dengan usaha dan doa, segala
sesuatu mungkin dicapai.
Mengandalkan keindahan tulisan kaligrafi, Lijar
yang juga mahasiswa angkatan 2022, sukses meraih juara 2 dalam cabang kaligrafi
naskah putra. Dengan latihan rutin dan dukungan dari teman serta keluarga,
Lijar mengungkapkan, "Setiap orang bisa berprestasi jika mau
berusaha." Harapan untuk meraih juara 1 di masa depan tetap menjadi
motivasi baginya. Lomba
ini diikuti oleh 48 peserta dari berbagai cabang kaligrafi, termasuk naskah,
hiasan mushaf, dekorasi, dan kontemporer, dengan masing-masing cabang diikuti
oleh 6 peserta putra dan 6 peserta putri.
Lijar mengungkapkan bahwa ketertarikan awalnya pada kaligrafi
berasal dari kecintaannya terhadap keindahan tulisan kaligrafi yang juga
didorong oleh pengalaman belajar kaligrafi sebelumnya. Dalam persiapan untuk
lomba, Lijar melakukan latihan khusus selama 3-4 jam
setiap harinya, fokus pada penguatan kaidah dan desain.
Selama lomba, Lijar menghadapi tantangan berat dari juara bertahan
tahun 2020. Meskipun demikian, ia merasa terinspirasi
dan termotivasi untuk berlatih lebih keras. Pengalaman paling berkesan baginya
adalah bertemu dengan banyak teman baru dan memperoleh wawasan baru dalam dunia
per-MTQ-an.
Meskipun awalnya ia berharap hanya meraih juara ketiga karena
beberapa kesalahan dalam penulisan, Lijar merasa terkejut dan bersyukur atas
pencapaiannya sebagai juara kedua. Prestasi ini memberinya motivasi untuk lebih
baik di masa depan dan berharap dapat mewakili MTQ di tingkat provinsi di
tahun-tahun mendatang.
ijar berencana untuk terus berfokus pada cabang kaligrafi yang sama
hingga mencapai tingkat kematangan yang lebih tinggi dan belum memutuskan
apakah akan mencoba cabang lain di masa depan. Dukungan dari keluarga, teman,
dan institusi juga sangat membantu dalam proses persiapan dan pelaksanaan
lomba.
Ia juga menyampaikan pesan kepada teman-teman di prodi PAI dan generasi muda lainnya tentang pentingnya mengikuti lomba untuk meraih prestasi, mengingat bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berprestasi. Lijar juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada para guru dari Pondok Kaligrafi ZLK di Bogor yang telah menjadi sumber inspirasinya.
3. Khoirulloh Luthfi Muhammad - Juara 2 Cabang Kaligrafi Hiasan Mushaf Putra
Khoirulloh, mahasiswa angkatan 2023, juga
menorehkan prestasi di cabang kaligrafi hiasan mushaf, meraih juara 2. Keahlian
dalam kaligrafi menjadi alasan terbesarnya untuk berpartisipasi. Lomba ini me mberikan kesempatan baginya untuk menyalurkan bakatnya
dan mengasah keterampilan sambil bertemu dengan peserta lain serta melihat
karya-karya terbaik sebagai referensi untuk masa depan. "Pelepasan bakat dan melihat karya terbaik
dari peserta lain menjadi pengalaman berharga," kata Khoirulloh.
Selama persiapan, Khoirulloh tidak mengalami kesulitan berarti
karena persiapan telah dilakukan sebelumnya. Namun, ada tantangan kecil saat
menyusun ayat yang akan dilombakan, karena ayat tersebut baru diumumkan sehari
sebelum lomba.
Mendapatkan juara dalam lomba ini memberikan dorongan besar bagi
Khoirulloh untuk terus meningkatkan kemampuan dan merasa bahwa usaha latihannya
tidak sia-sia. Penyelenggara lomba, LPTQ Kotawaringin Barat, telah mengatur
acara dengan baik, dan Khoirulloh merasa ini adalah kesempatan berharga
baginya.
Pesan yang disampaikannya adalah bahwa meskipun banyak yang harus
dipelajari, pencapaian ini merupakan langkah awal yang baik. Ia bertekad untuk
terus berkembang dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk meningkatkan kualitas
dirinya.
4. Aysah - Juara 3 Cabang Qira'at Al-Qur'an
Golongan Mujawwad Remaja Putri
Aysah mengungkapkan ketertarikan awalnya pada lomba ini karena
keinginannya untuk memperdalam cara membaca Al-Qur’an melalui pelajaran
imam-imam dalam qiraat tersebut. Meskipun ini adalah pertama kalinya ia
mengikuti cabang Qiraat Mujawwad setelah sebelumnya hanya mengikuti cabang
Tilawah, ia merasa sangat senang dan bersyukur atas pencapaiannya. "Alhamdulillah, sangat bersyukur,"
ucapnya. Selama persiapan, ia menghadapi beberapa
kesulitan, namun dukungan dari ibunya yang selalu mendampinginya selama karir MTQ-nya
sangat membantu.
Aysah merasa sangat senang mendapatkan
pengalaman baru dan terkesan dengan hiburan di malam penutupan dari Ka Alma
Esbeye. Pesan yang disampaikannya adalah semoga MTQH di Kotawaringin Barat di
masa depan bisa lebih sukses dan maju.
Para juara memberikan pesan kepada teman-teman sejawatnya untuk tidak takut mencoba hal baru dan terus mengembangkan potensi diri. Mereka juga menekankan pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar dalam meraih prestasi. Elvira berpesan agar teman-temannya tidak takut mencoba hal baru dan selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. “Carilah pengalaman sebanyak-banyaknya selagi muda,” ujarnya.
Senada dengan Elvira, Lijar juga mengajak teman-temannya untuk terus berprestasi. “Apa salahnya kita mengukir prestasi? Semua orang pasti bisa meraih prestasi,” tegasnya.
Dengan berbagai prestasi yang diraih, mahasiswa PAI diharapkan terus termotivasi untuk mengikuti lomba-lomba berikutnya dan berkontribusi positif dalam meningkatkan reputasi program studi serta institut.
0 Komentar